Pos

Tatendeng, BanggaiKep.go.id – Kabar duka kembali menyelimuti Gereja Protestan Indonesia di Banggai Kepulauan (GPIBK) dengan berpulangnya kepangkuan Bapa di Sorga sosok tokoh gereja yang boleh dikatakan mengabdikan dirinya sampai akhir hidup, Ayub Maleso yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Komisi Lingkungan Hidup Sinode GPIBK, bahkan bukan saja hanya di Gereja tetapi juga beliau mengabdikan dirinya untuk daerah ini meskipun tidak banyak diketahui orang.

Ayub Maleso tutup usia pada hari Jumat, (13/5/2022) di Puskesmas Tataba Kecamatan Buko, pada pukul 06.00, setelah menjalani perawatan beberapa jam saja, dibawah oleh pihak keluarga sekitar pukul 21.30 WITA pada hari Kamis malam.

Ketua Sinode GPIBK Pdt. Anasir Suayong, M.Th dalam sambutannya pada saat acara pemakaman, Sabtu (14/5/2022) mengatakan mengatakan bahwa almarhum Ayub Maleso merupakan Sosok pribadi yang sangat luar biasa, beliau mengabdikan hidupnya sampai akhir hayat untuk pekerjaan Tuhan.

“Saya masih ingat waktu masih kecil seorang Ayub Maleso sudah terlibat dalam pelayanan gereja sejak masih bergabung dengan Sinode Gereja Kristen Luwuk Banggai (GKLB),” ucap Pdt. Anasir.

Lanjutnya, “Beliau dipercayakan sebagai bendahara pembantu yang bertanggungjawab menagih setoran di Klasis Buko dan Leme-Leme yang waktu itu wilayah pelayanannya dari Desa Ombuli Kec. Bulagi Utara sampai Desa Taepa (Kambani) Kec.Buko Selatan.”

“Dengan awalnya hanya berjalan kaki, kemudian diberikan sepeda, dari riwayat hidup almarhum selama 30 tahun menjadi bendahara pembantu, menjabat ketua Jemaat Eklesia Tatendeng selama 8 tahun, Anggota MPP Sinode GPIBK dan diakhiri hidupnya masih mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Komisi Lingkungan Hidup Sinode GPIBK. kata Ketua Sinode,” tambah Pdt. Anasir.

“Oleh karena beliau Bangkep dan Sinode GPIBK dapat terkenal sampai keluar negeri, Belanda, Jerman dan lain sebagainnya melalui pemaparan beliau ketika mengikuti kegiatan pemerihati lingkungan hidup yang dilaksankan oleh PGI di Bogor beberapa tahun lalu,” terang Pdt. Anasir.

Ketua Sinode juga menerangkan, selayaknya kita memperhatikan beliau mungkin ada tindakannya yang dapat kita lakukan sebagai Jemaat se- Sinode GPIBK mungkin membantu dalam hal penyelesaian tempat peristirahatan terakhir almarhum.

“Karena pemberian diri beliau yang luar biasa bagi gereja, daerah dan masyarakat dalam berbagi bidang baik budaya, pariwisata dan lingkungan hidup bahkan sampai mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarga bahkan menguras kantong sendiri untuk membiayainya kegiatannya,” tutur Pdt. Anasir.

Menurut Pdt. Anasir, Kita merasa kehilangan sosok orang tua, tokoh gereja, masyarakat dan adat bisa kita bayangkan dalam keadaan sakitnya saja beliau masih berusaha menyusun sejarah masuknya Injil di Banggai Kepulauan, dan melakukan pembibitan mangrove dan penanaman tanaman tahunan produktif untuk penghijauan. Pekerjaan beliau belum selesai mari kita warga gereja untuk menyelesaikannya bersama. (JAR-KOMINFO)

Salakan, BanggaiKep.go.id – Bagi masyarakat Banggai Kepulauan yang yang begitu tertarik ketika membicarakan soal pariwisata, budaya dan lingkungan hidup bahkan para aktivis yang terlibat dalam berbagai aktivitas guna melestarikan dan memelihara budaya dan lingkungan hidup di Banggai Kepulauan tidak asing dengan nama “Ayub Maleso” yang merupakan putra kelahiran Tatendeng, 15 Juni 1956.

Ayub Maleso merupakan sosok pribadi yang banyak disegani oleh banyak orang oleh karena pemberian diri beliau yang tanpa pamrih dalam berbagai hal, berbagai bidang baik sosial budaya, agama dan lingkungan hidup di Banggai Kepulauan bahkan sampai menguras koceknya sendiri untuk membiayai kegiatan yang beliau lakukan.

Pada Jumat, 13 Mei 2022, sang tokoh masyarakat dan gereja serta pemerhati budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Banggai Kepulauan Ayub Maleso pukul 06.00 WITA menghembuskan nafas terakhir di Puskesmas Tataba Kecamatan Buko Kabupaten Banggai Kepulauan.

Beliau mengalami sakit sejak Agustus 2021 sehingga beberapa kali menjalani perawatan di RSUD Luwuk dan RSUD prof. Kandow Manado dan menjalani operasi prostat di Awaloe Hospital Manado pada bulan Februari 2022.

Banyak hal yang perlu dicontoh dari beliau dalam menjalankan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya, Alm. Ayub Maleso tidak pernah bertanya ada uang jalannya insentif dan lain-lainnya tetapi yang terutama apa yang diberikan tanggungjawab padanya harus selesai meskipun itu harus merobek kantong sendiri.

Persemaian Mangrove di Desa Leme-Leme Darat (Dok.JAR-Kominfo)

“Bahkan dalam keadaan sakit pun beliau tidak memperdulikan kesehatannya pada Desember 2021 lalu masih ke Bololi Luwuk untuk mengambil bibit Mangrove untuk disemaikan persediaan bibit penghijauan oleh Sinode GPIBK, saat ini masih ada di lokasi persemayaman di Ginggiok Desa Leme-Leme Darat,” ucap anaknya Alfrince Maleso yang kala itu menemani beliau.

Alm. Ayub Maleso dimana pun dia pergi selalu mengajak masyarakat untuk memelihara lingkungan dengan tidak sembarang membuang sampah plastik serta menghimbau untuk melakukan penghijauan dengan menanam tanaman produktif seperti pala, kapok, bahkan bambu.

Ada satu ungkapan beliau yakni “Mari kita lakukan penghijauan dengan menanam pohon kapok, tanaman ini kita pakai hasilnya dari hidup mati” ungkap Almarhum semasa hidupnya.

Bahkan banyak para turis mancanegara datang untuk melakukan penelitian lingkungan hidup baik tumbuhan dan hewan di Kokolomboi selalu didampingi oleh beliau.

Mendampingi Turis asing melakukan penelitian lingkungan hidup dan hewan endemik serta burung di BangKep. (dok. JAR-Kominfo)

Ucapan turut berdukacita datang dari berbagai tempat melalui telpon, pesan singkat, WhatsApp bagi keluarga mulai dari kalangan tokoh gereja skala nasional dan internasional, pejabat pemerintah, aktivis lingkungan hidup diberbagai daerah dan pusat yang kenal dekat dengan beliau bahkan dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Pulau Jawa dan Manado yang pernah mengutus mahasiswanya melakukan penelitian dan kuliah lapangan di Banggai Kepulauan khususnya dalam hal lingkungan hidup yang didampingi oleh beliau.

Kadis Pariwisata Bangkep, Edison Moligay melalui akun Facebooknya menyatakan turut berdukacita dan merasa kehilangan sosok tokoh pemerhati budaya dan pariwisata di Bangkep.

Demikian juga dengan Ir. Kondrad D. Galala, MM Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Perekonomian dan Keuangan Bangkep, menyatakan duka atas kehilangan tokoh masyarakat, gereja, pemerhati lingkungan hidup dan sejarah di Bangkep.

Ayub Maleso banyak menerima penghargaan baik dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan organisasi pemerhati lingkungan tingkat Nasional yang tidak pernah diketahui oleh banyak.

Penghijauan dengan menanam tanaman produktif (Dok. JAR-Kominfo)

“Mungkin bagi kita hanya hal kecil yang dilakukan oleh sosok Putra Sea-sea satu ini yang hasilnya bukan kita nikmati sekarang tetapi akan dinikmati oleh orang banyak, dan anak cucu kita ke depan,” ucap Ketua Sinode GPIBK Pdt.Anasir Suayong. (JAR-KOMINFO)