Lukpanenteng, BanggaiKep.go.id – Kebahagian natal berganti tangis dan kepedihan bagi keluarga Yabunga-Yasada di Desa Lukpanenteng Kecamatan Buko Kabupaten Banggai Kepulauan.
Pasalnya ditengah kebahagian segenap umat nasrani di Desa Lukpanenteng merayakan ibadah pohon terang (ibadah Natal red) justru musibah harus dialami oleh keluarga Yabunga-Yasada dengan amukkan sijago merah melahap habis seisi rumahnya sehingga menyisakan rangka dan puing-puing sisa kebakaran saat rumah ditinggalkan kosong oleh pemiliknya, Rabu, (21/12/2022).
Menurut salah satu tetangga, Bapak Hengki saat dijumpai menjelaskan bahwa peristiwa kebakaran itu terjadi ketika hampir mayoritas masyarakat Lukpanenteng sedang merayakan ibadah pohon terang sehingga disekitaran lokasi kejadian sunyi.
“Kira-kira sekitaran pukul 21.00 ada beberapa anak-anak yang bermain ditambatan perahu Desa Lukpanenteng tiba-tiba berteriak bahwa kebakaran, mendengar bahwa terjadi kebakaran masyarakat berusaha untuk memadamkan api tetapi apa daya api sudah terlanjur melahap benda-benda yang muda terbakar didalam rumah, apalagi rumah tersebut berkontruksi kayu dan sudah hampir lapuk dan beratapkan daun sagu,” jelas Hengky.
“Kebakaran terjadi ketika lampu padam kira-kira pukul 7 malam saat anak Dirli Yabunga bersiap ke ibadah pohon terang, menyalakan lilin sebelum meninggalkan rumah dan meletakkan dimeja dekat televisi, mungkin lilin ini ketika hampir habis bukannya padam malah membakar taflak meja sehingga memicu kebakaran,” tambahnya.
Nenek dari anak Dirli ketika dijumpai dikediamannya yang tidak jauh dari lokasi kejadian, sambil meneteskan air mata mengatakan bahwa musibah kebakaran yang terjadi tidak disadari.
“Saat kami ramai merayakan natal jadi tidak ada orang yang lihat nanti api sudah besar baru kelihatan, sehingga api so lebih besar dan apa-apa dalam rumah tidak ada yang selamat, habis semua pakaian dan barang-barang bahkan ramuan rumah (kayu) dan seng yang disimpan untuk rencana bangun rumah terbakar juga,” ucap nenek Dirli.
“Memang ada sebagian orang menyalahkan kenapa anaknya (orang tua dari anak Dirli red) pigi di Luwuk kong kase tinggal itu anak sendiri yang masih kecil,” kata nenek Dirli.
“Pak kasian kita pe anak deng anak mantu dorang ke Luwuk ba kerja sama orang pe kebun dan bajaga orang punya kandang sapi untuk kebutuhan sehari-hari dan ba kumpul uang untuk bangun rumah dan kebutuhan lainnya, jadi kasian kalau tidak mo bekerja bagaimana, untung waktu kejadian saya pe cucu yang kecil dua orang so dibawah ke Luwuk diantar saya pe cucu yang perempuan kakaknya Dirli, kalau tidak nda tahu bagaimana kata nenek Dirli sambil menghapus air matanya,” terang Nenek Dirli.
“Kalau saya pe anak dan menantu pulang nda jadi apa-apa, sampe Dirli torang so ungsikan di Ombuli, harapan saya kiranya pemerintah dapat membantu kasiang kita pe anak dorang so susah (miskin) dan banyak juga tanggungan keluarga,” harapnya.
Ketua BPD Desa Lukpanenteng, Bapak Welti Mototene saat dijumpai mengatakan bahwa pemerintah desa sudah menginformasikan musibah kebakaran yang menimpa keluarga Yabunga-Yasada.
“Hari ini masih pagi tadi Kepala Desa Lukpanenteng sudah ke Salakan selain ada urusan pemerintah juga melaporkan musibah kebakaran ini,” ucap Welti.
Kepala Desa Lukpanenteng, Yerus Tolongala saat berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi. (JAR-KOMINFO)