Tataba, BanggaiKep.go.id – Dampak pandemi Virus Corona (Covid-19) benar-benar sangat terasa bahkan menyentuh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial, suku, agama dan lain sebagainya, baik para pekerja kantoran, buruh harian, sopir, tukang ojek bahkan sampai pada para pelajar/Mahasiswa.

Hal ini bisa dilihat dengan instruksi Presiden, Gubernur bahkan Bupati dan walikota se-Indonesia dengan meliburkan sekolah baik dari jenjang TK/Paud, SD, SMP, SMA sampai Perguruan tinggi, instruksi untuk meliburkan sekolah sebenarnya adalah upaya pembatasan kegiatan sosial atau lebih tren didengar Sosial Distencing dimana dianjurkan untuk kerja dari rumah dan belajar dari rumah.

Tapi lain dengan mayoritas mahasiswa asal Kab. Banggai Kepulauan yang menuntut ilmu diluar daerah justru berbondong-bondong pulang kampung halaman, kedatangan mahasiswa dari luar daerah terpantau meningkat sejak berapa hari terakhir ini, sejak hari minggu (29/3/2020) mahasiswa dari luar daerah kian bertambah setiap hari, ada yang dari Manado, Palu, Makasar, Jogja, Bandung, Gorontalo, Kendari, dan Surabaya serta daerah lain sebagainya.

Salah satu mahasiswa asal Jogja yang tidak mau menyebutkan namanya, menjelaskan mengenai kenapa memilih untuk pulang?.  Menurutnya, karena ada kekhatiran bagi mereka yang hanya kos-kosan disebabkan kios dan warung-warung sekitaran kos sudah banyak tidak beroperasi lagi (tidak berjualan).

“Saya memilih pulang sebelum situasi tambah parah atau kami tidak dianjurkan untuk keluar rumah, apalagi kami hanya mengharapkan kiriman dari orang tua”.

Warga yang datang dari luar daerah yang didominasi oleh mahasiswa sebelum meninggalkan Pelabuhan Leme-leme Kec. Buko diberikan himbauan baik oleh Tenaga Mendis PKM Tataba maupun pihak Polsek Buko.

Dokter Nurul mengatakan “Ketika anda pulang adalah konsekuensi dari anda sendiri yang pertama jalani karantina pribadi selama 14 hari, jangan ada kontak fisik dengan anggota keluarga serta alat mandi, makan dipisahkan dengan anggota keluarga yang lain selama 14 hari, selama anda menjalankan karantina pribadi petugas medis dan pihak kepolisian serta pemerintah desa akan mengawasi anda”.

Lanjut Dokter, “Saya tahu anda yang mahasiswa bukan diliburkan untuk pulang tapi kuliah online jadi jangan menjadi alasan untuk keluar rumah mencari jaringan, untuk itu bagi mahasiswa yang punya keluarga yang tinggal didesa yang memiliki jaringan permisilah untuk menjalani masa karantina sambil anda kuliah online dan bagi yang mengalami gangguan kesehatan hubungi tenaga medis yang ada didesa atau segera ke Puskesmas”, ujar dr. Nurul. (AmosKOMINFO)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *