Salakan, BanggaiKep.go.id – Dalam kegiatan pembukaan rapat penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi penurunan di Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2021/2022 yang dilaksanakan di Auditorium Bappeda dan Litbang pada Kamis, 16 Juni 2022 melibatkan Tim Panelis Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Sebanyak 7 (tujuh) orang Tim Panelis hadir dalam rangka menilai apa saja kinerja yang dilakukan Kabupaten Banggai Kepulauan dalam upaya penanganan penurunan stunting. Tim Penilai terdiri dari Ketua Tim dan anggotanya dari Dinas Kesehatan dan Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah.

Wawancara Tim Jurnalis Pemda Diskominfo dengan Ketua Tim Panelis Provinsi Hasjman Syamsul pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa “Pelaksanaan penurunan stunting di Kabupaten Banggai Kepulauan, kami dari panelis provinsi saya rasa sudah cukup maksimal sesuai kemampuan yang ada di daerah ini,” ujarnya.

Ia melihat keterlibatan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah nampak kegiatannya semua dan juga beberapa kegiatan yang disusun untuk perencanaan ke depan.

“Dan aksi konvergensi penurunan stunting di Banggai Kepulauan menurut saya dalam proses analisis situasinya sudah menggunakan data-data yang dibutuhkan, saran saya perlu ditambah lagi untuk memperkaya dalam analisis situasi sebagai dasar untuk melakukan perencanaan aksi-aksi seterusnya sampai aksi delapan,” ucap Hasjman.

Lanjutnya, “Yang pernah dibuat mungkin perlu dievaluasi lagi sebagai bahan perencanaan untuk tahun yang akan datang.”

Ketua Tim Panelis juga menambahkan bahwa pihak swasta juga perlu dilibatkan dalam pelaksanaan upaya penurunan stunting di Kabupaten Banggai Kepulauan serta masalah pernikahan anak yang cukup tinggi.

“Masalah pernikahan anak di Kabupaten Banggai kepulauan cukup tinggi artinya itu belum disentuh, mungkin teman-teman di Banggai Kepulauan perlu menggali lagi program ini, bagaimana memasyarakatkan untuk mencegah pernikahan dini dengan edukasi tentang kesehatan reproduksi anak agar mereka jangan melakukan pernikahan lebih awal/pernikahan dini karena sangat beresiko melahirkan anak stunting dan kepada diri sendiri kemungkinan akan putus sekolah,” jelasnya.

“Saya rasa di Banggai Kepulauan perlu ditingkatkan lagi masalah manajemennya dalam pengelolaan dan peran sektor swasta itu perlu. Kami belum melihat peran sektor swasta di Banggai Kepulauan dalam ikut aktif berperan dalam mencegah stunting,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk mencegah stunting bukan persoalan instan perlu waktu dan kerja keras dan betul-betul ada keterlibatan beberapa OPD.

“Cegah stunting ada konvergensi dalam artian semua orang ada peran sesuai dengan perannya dia, jadi bukan pekerjaannya orang kesehatan saja, karena persoalan terjadinya stunting dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung itu dikenal dengan spesifik dan sensitif di kaji lagi itu penyebab stunting di Banggai Kepulauan,” terang Hasjman.

“Kita harus tahu apa sih penyebab stunting, intervensinya juga lebih jelas, lebih gampang dan mungkin lebih efisien ke depan dalam melakukan itu, jadi intervensi stunting di setiap wilayah itu akan berbeda-beda berdasarkan dengan masalah penyebab stunting di wilayah itu,” tutur Ketua Tim Panelis. (Elsi-KOMINFO)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *