Tunggaling, BanggaiKep.go.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan melakukan Sosialisasi dan Peningkatan Kader Posyandu serta Penyuluhan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang dilaksanakan di Desa Tunggaling Kecamatan Peling Tengah Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Selasa, (19/4/2022).
Dalam mengatasi stunting, masyarakat perlu memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita, terutama 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu terhitung sejak konsepsi sehingga anak berusia 2 tahun.
Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 450/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada Bayi di Indonesia terdiri atas lima ketetapan termasuk penetapan mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai dengan usia anak 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Menurut Kadis Kesehatan dr. Abdi Gunawan, MPH dalam memberikan materinya bahwa pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia 2 tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak.
Kegiatan yang dilakukan untuk mengintervensi anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupannya adalah dengan Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi petugas kesehatan sebagai promotor kesehatan kepada masyarakat.
“Tujuannya adalah untuk membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan, keterampilan dan alat bantu untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak serta ibu hamil serta optimal yang difokuskan pada pemantauan pertumbuhan, pemberian ASI, Pemberian Makanan Pendamping ASI, pemberian makan pada ibu, bayi dan anak berbasis masyarakat,” tutur Kadis Kesehatan.
Informasi yang utuh ini dianggap penting untuk disampaikan kepada kader posyandu sebagai sumber daya potensial yang langsung berhubungan dengan sasaran PMBA. Tenaga kesehatan sebagai fasilitator PMBA perlu dibekali informasi menyeluruh dan utuh tentang 1000 hari pertama kehidupan sehingga mampu menyampaikan kembali kepada konselor PMBA di tingkat posyandu.
Selain itu, Kadis Kesehatan juga mengungkapkan perlunya peran serta pemerintah desa terkait rendahnya cakupan kunjungan posyandu, baik kunjungan ibu hamil maupun kunjungan balita. (Elsi-KOMINFO)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!