Salakan, BanggaiKep.go.id – Kunjungan UNESCO dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia dalam hal mendokumentasikan kisah para penyintas dan saksi mata gempa dan tsunami pada 4 Mei 2000 di Banggai, Indonesia silam.
Dimana gempa 7,6 Mw yang terjadi lalu menimbulkan tsunami pada pukul 12:21 siang waktu setempat, dengan pusat gempa sekitar 38 km Timur Laut Kota Salakan Kabupaten Pulau Banggai, Indonesia. Tsunami setinggi 3 meter melanda beberapa desa di ujung timur Sulawesi Tengah dan pulau-pulau sekitarnya.
Gempa bumi dan tsunami menyebabkan 54 kematian, lebih dari 264 luka-luka, dan menghancurkan sedikitnya 23.000 rumah.
Berdasarkan perjanjian kemitraan UNESCO dan BMKG, Komisi Oseanografi Antar Pemerintah UNESCO dan Pusat Informasi Tsunami Samudera Hindia (IOTIC) mendokumentasikan 72 saksi mata dan laporan korban dari 7 desa (Ponding-ponding, Palam, Bolonan, Kandek, Dodung, Kalumbatan, dan Kayutanyo) di 3 Kabupaten (Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut).
Kunjungan tersebut didampingi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banggai Kepulauan dibawah pimpinan Kepala BPBD Saprin K. Pitter, kegiatan pengumpulan testimonial berlangsung antara 29 Juli – 6 Agustus 2022.
Upaya ini melengkapi dorongan global untuk memastikan adanya dokumentasi video dari saksi mata atau cerita penyintas tsunami yang terjadi sebelum Tsunami Samudra Hindia 2004.
Upaya pelestarian warisan hidup ini akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, dilengkapi dengan booklet pendidikan kesadaran masyarakat, dan video yang diedit yang akan tersedia untuk publik secara online dan melalui media sosial.
Adapun nama-nama Tim yang ikut dalam kegiatan, Ir. Ardito Marzoeki Kodijat, MM, M.Arch (UNESCO), perwakilan BMKG Alfath Abu Bakar, S.Si, M.Sc, Litanya Octonovrilna, S.Si, M.Si, Admiral Musa Julius, S.Tr, M.Han, Dewi Sinaga, S.Tr dan Gusti Irsan Permana, S.Si. (Elsi-KOMINFO)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!