Salakan, BanggaiKep.go.id – Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) melaksanakan sosialisasi Program Makanan Bergizi Nasional (MBG), Program ini bertujuan untuk bagaimana ke depan bisa meningkatkan sumber daya manusia dan Bangsa ini, kemudian bagaimana bisa menurunkan stunting dan gizi buruk serta bagaimana bisa meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak, Senin (22/09/2025).
Kegiatan bertempat di Aula Bappeda dan Litbang dan di hadiri Dandim L/B 1308, Ketua DPRD, Kepala Kantor PPG Prov. Sulteng, Kapolres, Kajari, Ketua Bawaslu, Ketua KPU, Kepala OPD Lingkup Pemda serta undangan lainnya.
Dalam sambutan Bupati Banggai Kepulauan Rusli Moidady menyampaikan terima kasih dan ucapan selamat datang kepada Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah III, Rudi setiawan bersama rombongan yang berkesempatan hadir bersama di Banggai Kepulauan.
“Agenda pertemuan kita sosialisasi program makanan bergizi gratis kita tahu bersama bahwa program ini adalah program dari Pemerintah pusat yang tentu didukung oleh seluruh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Rusli.
Menurutnya, anak-anak yang terdampak keracunan makanan bergizi gratis (MBG) bukanlah disebabkan oleh programnya yang keliru, tetapi tata kelola di dapur, “Ke depan harus benar-benar mendapat perhatian dan pengawasan yang tepat sehingga apa yang terjadi di tempat ini tidak terulang lagi,” tegas Bupati.
“Kita berharap insyaallah ke depan yang menjadi pelajaran penting bagi kita semuanya sehingga tujuan yang mulia ini Insyaallah bisa benar-benar dirasakan oleh masyarakat Banggai Kepulauan khususnya,” tambahnya.
“Saya secara pribadi maupun Pemerintah Daerah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada kita semuanya pada masyarakat umum,” ujar Rusli.
Ia melaporkan bahwa pasien kurang lebih 200 lebih sudah kembali ke rumah dan dinyatakan sehat, “Ada beberapa yang sedang dirawat tapi alhamdulillah kondisinya tidak ada yang kritis semuanya tinggal menunggu waktu untuk kembali ke rumah,” tuturnya.
Dalam sambutan Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah III Rudi Setiawan mengatakan bahwa beliau merupakan penanggung jawab di wilayah III. “Saya bertanggung jawab di Wilayah III, jadi kalau pembagian wilayah kita di bagi menjadi tiga wilayah, wilayah satu Pulau Sumatera dari mulai Aceh sampai Lampung membawahi 10 Provinsi kemudian itu wilayah 2 Pulau Jawa dan Madura membawahi 8 Provinsi dan kami wilayah tiga membawahi 22 Provinsi dari mulai Kalimantan, Bali, Sulawesi, Ntt, Ntb, Maluku, Maluku Utara sampai Papua,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan bahwa Tugasnya selain melaksanakan pemantau dan pengawasan tugasnya juga apabila ada kejadian-kejadian luar biasa, beliau akan datang ke wilayah tersebut. “Jadi kami datang ke wilayah kabupaten Banggai Kepulauan ini kesannya jadi tidak baik karena ada kasus ini,” katanya.
Kunjungan ini menekankan fokus pada penanganan kasus dan pemulihan pasien pasca insiden keamanan pangan terkait program MBG di Banggai Kepulauan.
Saat ini juga banyak beredar di masyarakat oknum-oknum yang mengatasnamakan BGN kemudian yayasan yayasan mengatasnamakan BGN, intinya adalah meminta sejumlah dana bahwa apabila mitra ingin bermitra dengan BGN yang jadikan dapur itu tidak dipungut biaya sepeserpun, kalau ada itu berarti penipuan nanti akan diproses oleh pihak Kepolisian.
“Jadi pesan yang akan saya sampaikan dari video tersebut adalah bahwa program makan bergizi gratis ini bukan program dadakan, program yang tiba-tiba ditimbulkan oleh bapak presiden pada saat debat jadi program ini pada saat bapak presiden masih menjabat sebagai menteri pertahanan beliau sudah membuat satu dapur percontohan pada bulan januari 2024 di kabupaten warungkiara kecamatan morgan kabupaten sukabumi,” pungkasnya.
“Januari 2024 dari sebuah ruko yang disekat untuk dijadikan dapur percontohan, kemudian mengapa perlu dilakukan evaluasi dapur harus distandarisasi secara National karena kita memberikan makan bergizi jadi dapur dapur nanti yang akan dilibatkan dalam program ini harus ada standar memenuhi 16 syarat yang harus ada di dalam dapur, jadi tidak bisa seenaknya apabila mitra ingin membangun dapur secara sendiri, harus di standarisasi,” jelasnya. (Decky-KOMDIGI)